Saturday 26 December 2015

Exhibition-Like

Sudah sangat lama sejak posting terakhir.
Walaupun ada banyak pemikiran dan ide-ide yang melintas, tapi tak terlalu banyak hal yang terjadi.
Memang lebih baik begini mungkin, seperti pepatah Jawa "alon-alon waton kelakon".
Rencana hidup semakin matang memang, dan sepertinya aku benar-benar harus mewujudkannya.
Tapi sebelum hal besar itu terjadi, aku ingin memperlihatkan beberapa hasil gambaranku sejak 6 bulan ini memutuskan untuk belajar menggambar.
Selamat menikmati dan semoga menjadi hiburan tersendiri ^^ 

Gambar ini kubuat dengan memadukan dua foto sebagai inspirasinya. Pertama adalah foto dari temanku yang pecinta alam, dan foto kedua adalah foto seorang perempuan di perpustakaan dari instagram yang kulihat dari menu search. Pada saat menggambar ini aku sedang ingin membuat rok motif bunga-bunga. Hidden desire biasanya jadi tema gambaranku. Well, baru sekedar untuk mengekspresikan diri sendiri. Kurasa cukup bagus.



Ketiga gambar itu adalah gambar kakakku. Ketika latihan menggambar tapi tidak memiliki inspirasi apa yang harus kugambar, aku meminta kakak atau sepupuku mengirimiku foto favorit mereka lalu akan kugambar. Well, cukup menyenangkan untuk latihan melihat kesukaan seseorang dan cerita apa di balik foto-foto yang mereka sukai. Awalnya aku hanya menggambar bentuk orangnya, tanpa ornamen dan tanpa latar belakang, karena waktu itu cukup sulit untuk menggambar penuh latar belakangnya. Tapi kemudian aku merasa harus berkembang, jadi kumulai dengan menggambar ornamen selain menggambar bentuk orang. Untuk inspirasi ornamen aku suka browsing foto-foto florist dari instagram, mereka sangat cantik dan indah. Dan akhirnya aku memberanikan diri menggambar latar belakang penuh. Yap, tidak begitu bagus, tapi aku cukup senang karena akhirnya aku berani melakukannya.

 Temanku yang imut memintaku menggambarnya. Aku menerimanya sebagai bentuk apresianya terhadap gambaranku. Sangat menyenangkan, tapi juga mengalami sedikit kesulitan dengan latar belakang penuh itu.
 Tetanggaku mengenalkanku pada teman yang satu ini. Aku sangat suka dengan bukunya Ndemin Selawase. Kalian harus baca bukunya. Saat awal-awal latihan menggambar aku menggambarnya dengan sangat tidak baik, jadi aku ingin menggambarnya sekali lagi dalam gambaran yang--kurasa--cukup baik. Aku menikmatinya karena ini kali pertama aku memperhatikan detail.
 Sepupuku dan satu lagi gambar temanku. Gambaran sepupuku dan suaminya adalah gambaran pertama yang mana aku merasa puas dan sesuai dengan yang kuharapkan, ada kesan kartun di dalamnya tapi tidak menghilangkan ciri khas orang yang kugambar. Gambaran itu adalah perkembanganku yang pertama dari gambaran yang lebih carut. Ya, aku menampilkan gambaran-gambaranku tidak berdasarkan waktu pembuatannya, random saja. Lalu di bawahnya adalah hasil gambaran temanku. Aku belajar bagaimana melihat ciri khas orang-orang yang kugambar. Itu sangat membantu, dan merupakan proses menyenangkan dalam menggambar selain proses mewarnai.
 Ini adalah gambar yang sangat sangat membuatku puas. Kenapa? Karena terdapat banyak sekali bentuk orang yang kugambar dalam satu kertas, apalagi mereka adalah anak-anak kecil yang manis. Aku bahagia menggambar mereka semua. Semua gambaran temanku adalah permintaan mereka untuk kugambar. Aku mengartikannya sebagai bentuk apresiasi mereka terhadap proses belajar menggambar yang sedang kulakukan.
 Beberapa bulan yang lalu aku ikut bergabung dalam Make Thrift Buy Community Challenge yang dibuat Annika Victoria, seorang blogger dan youtuber dari Australia--hey Australia ada di selatan rumahku, haha. Projek pertama kami adalah membuat rok dengan suspender berbentuk tengkorak dan inilah gambar desain milikku untuk projek pertama itu. Rok dan atasannya benar-benar kupunya, rambutnya adalah hasil imajinasi. Dan aku senang karena hasilnya sesuai dengan yang kuharapkan. Mungkin aku akan mempostingnya lain kali.
 Temanku yang lemah lembut dengan kedua orang tuanya. Satu lagi bentuk apresiasi temanku pada proses belajar menggambar yang kulakukan. Aku cukup puas dengan hasi gambaran ini karena aku menerapkan saran dari sahabatku, "Jika tidak ada latar belakang yang kau gambar, ada baiknya kau menggambar bentuk orangnya dengan lebih besar." Bagaimana menurut pendapat kalian?
 Hey ya, aku banyak menggambar orang lain, kupikir aku juga harus menggambar diriku sendiri dalam pakaian yang kusuka. Dan inilah hasilnya. Jika aku punya merk kelak, mungkin gambar ini akan kupakai sebagai logo. Dan ya, Ijo -Kugo yang kusampaikan di postingan sebelumnya juga termasuk jasa menggambar yang kulakukan sekarang dan inilah logonya.
 Me and my very best friend. Well, walaupun kami sering bertemu tapi kami jarang sekali mengambil foto bersama. Sekalinya ambil foto bersama itu sudah sangat lama. Tapi aku senang akhirnya kami mengambil foto bersama. Aku dengan kesukaanku di kelompok karawitan, dan dia dengan sangat rapi datang ke pentas karawitan kami. Sangat menyenangkan.

Selain foto-foto orang yang kukenal, aku juga menggambar orang-orang yang menjadi idolaku. Salah satunya adalah One OK Rock. Tak perlu kukatakan kenapa aku suka, saat kalian mendengar lagu-lagunya kalian akan tahu kenapa. Dan ini adalah salah satu lirik kesukaanku dari mereka. Menggambar orang yang tampan atau cantik karena mereka memiliki wajah yang simetris lebih sulit daripada menggambar orang-orang dengan wajah normal. Itu kesanku saat menggambar personil OOR. Tapi aku senang hasilnya lumayan bagus.
 Mas Agung dari Dodogan, kakak kami di tempat KKN-PPL. Well, dia salah satu yang memberi dukungan semangat pada semua usahaku yang bukan akademik. Itu sangat berharga.
 Satu lagi gambar untuk Taka OOR dengan lirik kesukaanku. Aku sangat puas menggambar Taka di sini karena ini kali pertama aku menggambar di ukuran kertas yang lebih besar dari ukuran kertas yang biasanya kugunakan. Dan lagi karena aku senang dengan hasil scraft di lengannya.
 Selain latihan menggambar dengan foto-foto saudaraku, juga pesanan teman-teman sebagai wujud apresiasi mereka, aku menggambar sebagai kado. Pernikahan adalah tahap yang harus dilalui di usia-usia sekarang ini. Ada banyak teman-teman yang sudah menikah. Dan kupikir kado pernikahan atau ulangtahun haruslah sesuatu yang dibuat dengan tanganku sendiri, kudedikasikan tenaga dan waktuku untuk membuatnya agar tercurah perasaan turut bahagiaku dalam kado yang kubuat. Bagiku itulah nilai yang berharga.
 My very best friend dengan calon suaminya. Dari mereka aku tahu bahwa cinta sejati itu benar-benar ada dan cinta yang sejati akan membuatmu lebih baik. Walaupun tak mengalaminya sendiri, tapi melihat langsung keajaiban itu benar-benar ada sangat membuatku bahagia. Aku bersyukur untuk hidup yang Tuhan berikan.
 Temanku dari Filipina memesan untuk digambar. Hebat, dia mengapresiasi karyaku dan tak segan-segan untuk membelinya. Kami bertemu via book club di Friendster dan masih saling bertukar kabar hingga sekarang. Aku merasa sangat bersyukur untuk pengalaman yang satu ini. Dia salah satu teman istimewaku. Kami belum pernah bertemu bertatap muka. Ada satu kesalahan yang terjadi saat menggambar gambar ini. Tidak terlalu genting tapi cukup terlihat; kursinya terlalu berada dalam garis lurus jadi tidak terlihat alami #pluk . . . Menggambar itu juga butuh banyak konsentrasi sama halnya kita butuh konsentrasi saat mengerjakan tugas sekolah.
 Ini bagian dari proyek yang kuajukan untuk kolaborasi dengan mas Agung. Aku suka hasilnya ^^
 Satu lagi bentuk apresiasi temanku pada proses belajar menggambar yang kulakukan. Aku belajar menggambar secara otodidak. Menjadi penyendiri yang jarang ganti baju, mendedikasikan waktu, tenaga, pikiran, dan perasaannya untuk semua gambaran yang dibuat, tapi belum juga menghasilkan uang sendiri. Ya, semua ada prosesnya, pelan-pelan bukan berarti tidak sama sekali. Dan dari sinilah aku kepikiran untuk menjadikan ini sebagai profesi--mungkin bukan profesi tapi ladang mencari nafkah. Jadi bagi kalian yang ingin menggunakan jasa gambaranku, silakan hubungi via email ugi_akudah@yahoo.co.id atau dengan http://carousell.com/ijokugo dan mari kita berkolaborasi bersama.

 Yang berambut coklat panjang adalah Katie sahabatnya Annika--yang berbaju merah dan biru. Aku suka dengan mereka. Pakaian yang mereka kenakan lucu, penuh warna, tapi tidak berlebihan. Annika menginspirasiku untuk mulai melakukan DIY. Sangat menyenangkan. Gaya hidup dimana kau tak akan pernah bosan. Kalian harus mengunjungi blognya di http://www.pineneedlecollective.com/ dan temukan sensasi menyenangkan dari DIY-an dan ethical fashion.

Satu lagi gambar yang kugunakan sebagai kado pernikahan. Aku suka dengan hasil scan-nya. Dengan resolusi yang besar jadi aku bisa melihat hasil sapuan kuasku dengan lebih baik. Dan kesan kartunnya juga semakin dapat setelah discan. Tapi aku hanya menycannya tanpa melakukan editing. Kupikir aku harus mempertahankan kesan handmade karena di situlah kesan berharga yang ingin kutampilkan.

Jadi, jika kalian membaca postingan ini dan sedang membutuhkan hadiah untuk pernikahan, atau ulang tahun, atau sekedar ingin memberi hadiah pada teman, atau pacar, atau orang tua, atau orang istimewa lainnya, kalian bisa menghubungiku di ugi_akudah@yahoo.co.id atau dari http://carousell.com/ijokugo dan mari berkolaborasi membuat custom portrait illustration ^^ Aku menggunakan cat air, pensil warna, dan drawing pen dalam proses pengerjaannya. Kertas yang kugunakan sekarang adalah dari merk Canson, ada yang 200gsm ada pula yang 300gsm, kertas khusus untuk cat air. Untuk detail harga dan ukuran kalian bisa cek di http://carousell.com/ijokugo
Ditunggu ajakan kolaborasinya ^^

Friday 17 July 2015

Eid Mubarak 1436 H

Meskipun telat satu hari, tapi selamat berlebaran. Selamat mendapatkan kemenangan setelah satu bulan Ramadhan.
Ni empunya blog sangat menyukai Ramadhan dan Eid Ul-Fitr (pingin banget nulis itu kekeke). Mungkin alasannya bukan sebesar orang-orang beriman, alasanku sangat menyukai Ramadhan lebih karena "semua keluarga berkumpul". Melihat keluarga besar berkumpul, bercanda bersama, menyaksikan kekompakan mereka, itu semua sangat menyenangkan. Dan membayangkan betapa orang lain juga merasakan rasa senang yang sama karena keluarga besar berkumpul membuat ni empunya blog menjadi semakin senang.

Monday 13 July 2015

"Gesit Namun Tidak Terburu-buru"

Kutulis dalam postingan fb kemarin bahwa aku merasa sangat bahagia ketika pikiranku dapat duduk dengan kalem seperti kucing yang melingkarkan tubuhnya di pojok ruangan sambil diam-diam mengamati sekelilingnya. Ya, ni empunya blog merasa sangat bahagia saat pikirannya dapat sejinak kucing yang bergerak lambat penuh keanggunan, gesit namun tidak terburu-buru. Aku suka istilah itu "gesit namun tidak terburu-buru". Kutemukan saat membaca The Thirteenth Tale saat menggambarkan Hester. Itu gambaran yang kuinginkan untuk diriku sendiri "gesit namun tidak terburu-buru", seperti kucing.

Monday 6 July 2015

Lovely Advice from "Father"

I love this so much, so i want to post it on all my site and accounts.
"Yang paling membuat ni empunya akun menyukai film Whisper of The Heart adalah nasehat ayah Tsukushima Shizuku "Whatever you're doing i know it's impotant to you, because i see you work hard on it (something i didn't know clearly). And i truly respect that. Wife, why don't we let her do what she thinks is best? Not everyone needs to follow the same path. All right Shizuku, go ahead and do what your heart tells you. But it's never easy when you do things differently from everyone else. If things don't go well, you'll only have yourself to blame."
I need actual people who actually tell me those.
Oh, now you can read me . . . blah blah blah . . ."

"Reuni"

Dua hari yang lalu secara berturut-turut melakukan reuni, tapi dengan kelompok teman yang berbeda-beda, meskipun predikatnya sama-sama teman SMA.
Reuni pertama sebenarnya adalah pertemuan rutin dengan teman-teman yang tergabung dalam grup "Dolan is Fun". Kami mengaku sebagai orang yang tidak akan mem-PHP ajakan main. Yap, menyenangkan sekali berkumpul dengan mereka, menghabiskan waktu bersama, dan groufie.
Kemarin, kami masak bareng untuk berbuka. Pecel sayur, es buah, gurami dan lele bakar, gorengan, dan nasi. Yummie . . . Setidaknya sekarang masakannya sudah tidak seabsurd dulu : tidak lagi terlalu banyak bawang putih, tidak lagi meninggalkan amis, dan dengan rasa yang pas.
Poin yang ingin ni empunya blog sampaikan sebenarnya adalah bagaimana kami mulai lebih dekat satu sama lain. Awalnya dari permainan uno dengan reward Dare or Truth games; yang kalah memilih antara hukuman "berani" melakukan apapun yang diajukan pemenang, atau "jujur" menjawab pertanyaan yang diajukan pemenang. Dan jujur jadi "favorit". Memberi pertanyaan-pertanyaan yang bagi kami cukup "pribadi" bukan untuk konsumsi umum (walaupun ada juga yang sebenarnya sudah jadi rahasia umum :p). Dan permainan "jujur" ini berlanjut dengan cara yang lebih sederhana : putar botol (no more uno, byebye).
Dan yang paling membuat ni empunya blog terkesan adalah bagaimana cara teman-teman meletakkan pandangannya ketika menjawab pertanyaan dengan jujur (dengan berat :p). Bisa dilihat betapa perasaan mereka sedang campur aduk. Jujur membuka diri bahkan pada teman-teman kita kadang terasa berat. Tapi setelah perasaan berat dan tidak enak itu terlewati, kita jadi paham pada diri sendiri dan pada teman kita. Ada yang dengan sengaja mengalihkan pembicaraan, ada yang jujur menjawab (dan pandangan yang entah mengarah ke mana), ada juga yang dengan mudah menjawabnya. Dan semua itu sangat berkesan ketika kita melihat pandangan mata mereka. Mata adalah jendela dunia. Saat teman yang sengaja mengalihkan topik pembicaraan bicara, pandangannya masih jelas tertuju pada kami para pendengarnya, tidak ada rasa sungkan yang keluar dari matanya. Tapi ada juga yang sengaja mengalihkan topik pembicaraan dan pandangannya terlihat tidak fokus, seperti hendak menyembunyikan diri. Dia memandang tidak jelas ke arah mana, seperti sadar bahwa jika dia menatap mata para pendengarnya mereka akan tahu bagaimana isi hati terdalam yang tak ingin dia keluarkan. Bahkan teman yang dengan mudah menjawab jujur pertanyaan ada yang meletakkan pandangannya tidak pada para pendengarnya. Pandangan tidak fokus itu lebih terlihat seperti dia tidak ada masalah untuk jujur, hanya saja perasaan yang ditimbulkan dari kenangan yang sedang dia bicarakan itu cukup mengecewakan sehingga dia berusaha menguatkan diri, dan pandangan tidak fokus pada para pendengarnya itu memperlihatkan bahwa dia sedang bertumpu pada kekuatan dirinya.
Dan ni empunya akun merasa bahwa saat-saat seperti ini sangat membahagiakan. Ketika mereka jujur dan "memperlihatkan" diri mereka bahkan--hampir--sampai ke bagian inti diri mereka.
Terima kasih untuk momen selangkah lebih dekat ini. I love you more than before <3
Reuni yang kedua adalah reuni dengan teman-teman yang memang sudah tahu bagian dalam diri kita. Tapi emosi yang dihasilkan sedikit berbeda. Kami memang bercerita dengan senang seperti biasanya, menceritakan dan mendengar kabar masing-masing, tertawa dengan lelucon yang dilontarkan, dan mengeluarkan keluh-kesah kekhawatiran yang dialami.
Ada rasa cemburu ketika mereka menceritakan tentang teman-teman baru mereka, "Kenapa kau melakukan hal-hal itu dengan mereka juga?"
Dan rasa sedih ketika mendengar kabar mereka diterima kerja di kota lain, atau akan ada yang menikah dengan orang dari kota lain. Ada perasaan takut kehilangan mereka.
Walaupun pada saat pertama kali mendengar kabar tentang diterima kerja atau lamaran pernikahan ni empunya akun merasa sangat senang melihat mereka berjalan ke tahap kehidupan selanjutnya, tapi perasaan egois itu (cemburu dan takut kehilangan) muncul juga belakangan.
Emosi negatif yang dirasakan itu lebih karena ni empunya blog sudah memutuskan untuk menjadi diri ni empunya blog seperti yang sekarang. Dengan kata lain tak ada keinginan untuk berubah karena sudah diputuskan untuk tidak berubah. Dan pada saat seperti ini (cemburu dan takut kehilangan) keputusan itu rasanya malah mengkhianati ni empunya blog. Lalu emosi-emosi negatif lainnya datang menyerang.
I love all my friends . . . <3
Ini sudut pandang "reuni" dari seorang "pengamat" bukan "pemeran utama"

Monday 29 June 2015

"Merasa Puas" dan "Bersyukur"

Banyak orang memposting seperti ini "Yang namanya manusia itu tidak akan pernah merasa puas. Semuanya tergantung bagaimana kita bisa mensyukuri apa yang telah kita miliki."
Bagi ni empunya blog, kata "puas" dan "syukur" digunakan dalam kondisi yang berbeda. "Puas" itu digunakan sebagai batas dalam melakukan kegiatan yang akan dilihat, digunakan, dan dinikmati orang lain maupun diri sendiri. Misalnya ketika ada yang pesan gambar, puas itu digunakan sebagai batasan apakah gambarnya cukup baik untuk diberikan pada orang lain. Ketika dalam pengerjaan gambar ni empunya blog bisa fokus dan menghasilkan sensasi kepuasan, maka gambar yang dikerjakan sudah cukup bagus dan layak untuk diberikan pada orang yang memesan. Begitu juga ketika sekolah dulu mengerjakan makalah dan tugas sekolah lainnya. Jika dalam proses pengerjaannya bisa fokus dan setelah selesai mendapat sensasi kepuasan tersendiri, maka tugas itu sudah layak untuk dikumpulkan, dan ni empunya blog bisa memprediksi akan dapat nilai yang bagus untuk tugas tersebut. Di sini, kepuasan itu meminta standar yabg lebih tinggi dengan sendirinya. Dari sini dikatakan bahwa "aku tidak pernah puas". Ketika menggambar misalnya, melihat gambar-gambar awal mulai tertarik menggambar, dulu rasanya sudah puas dengan hasil gambaran yang seperti "itu", tapi seiring berjalannya waktu ada keinginan untuk menggambar dengan teknik baru, media baru, dan bentuk yang baru. Menggambar dengan cara yang lama sudah tidak lagi memuaskan.
Dan simbah kakung ni empunya blog selalu berpesan, "Jangan pernah merasa puas". Dulu, ni empunya blog akan langsung berhenti setelah "merasa" sudah tahu cara melakukan sesuatu. Misalnya dalam latihan gitar. Dulu, dengan mengetahui bagaimana chord C dilantunkan, ni empunya blog sudah merasa sangat senang. Akhirnya, berhenti. Belum sempat menguasai satu lagi, ni empunya blog akan berhenti. Dari sikap yang seperti itu, simbah kakung selalu berpesan agar ni empunya blog tidak merasa cepat puas.
Berbeda dengan penggunaan kata "syukur". Bagi ni empunya blog, syukur adalah pintu gerbang kebahagiaan. Mungkin syukur datangnya bisa sangat terlambat. Biasanya datang setelah kita menghadapi cobaan yang menguras emosi. Saat berada di state yang lebih tenang setelah suatu kejadian yang menguras emosi datang, lalu melihat ke belakang apa saja yang telah dilalui dan pembelajaran apa yang didapat, disitulah letak syukur berada. Seperti yang sering teman dan saudara katakan pada ni empunya blog, "Jalani saja", kami berfokus pada apa yang sedang ada, berfokus pada proses pengerjaan kegiatan dan pencapaian rencana, jalani saja dulu dan kau akan temukan keindahan setelahnya. Begitulah kira-kira bentuk syukur.
Keluhan? Akan sangat tidak sehat jika terlalu fokus tidak ingin menghadapi apa yang dikeluhkan. Tapi jika fokusnya adalah bagaimana menemukan jalan keluar dan cara menyelesaikan apa yang dikeluhkan, maka keluhan itu bukan hal tidak baik. Dan setiap orang butuh mendengar suaranya sendiri, setiap orang butuh mengeluarkan beban dalam emosi dan pikirannya, jadi maklumi saja jika ada yang berkeluh kesah, tapi jangan membuatnya terlarut dan memsberi harapan untuk tidak menghadapinya.

Sunday 28 June 2015

Poin Pertama "Berkarya"

Sama seperti saat menulis cerita, menggambar memberi efek kecanduan. Setelah satu karya selesai dibuat, akan muncul kepuasan, sedikit. Setelah seharian memandangi karya baru dengan puas, lalu akan timbul sedikit "kemuakan" dan dalam pikiran berkata, "Hanya seperti ini dan aku tadi bisa merasa puas?" Lalu akhirnya ingin melakukannya lagi, melakukannya lagi, lagi, lagi, lagi, lagi, dan lagi sampai benar-benar sampai pada titik jenuh kepuasan.

Kepuasan Diri Adalah Batas

Seseorang yang sudah terbiasa menjadi perfeksionis butuh batasan untuk mengurangi sifat perfeksionis itu. Setelah membaca beberapa blog orang-orang yang dulunya perfeksionis, kesimpulan itu muncul. Dan ni empunya blog menyukai cara Grace Mineta : dengan rasa puas. Meskipun tidak sesempurna yang direncanakan, tapi bila hati sudah merasa puas dengan hasil kerjaan, maka di situlah kita harus berhenti. Selain itu, kepuasan yang dirasakan juga sebagai penanda bahwa hasil kerja kita akan terlihat "cukup bagus" saat dilihat orang lain.
Sekarang, yang ingin kusampaikan di sini adalah contoh bagaimana ni empunya blog kurang puas dengan hasil kerjanya. Ni empunya blog telah beberapa bulan ini latihan menggambar. Banyak orang menyatakan bahwa hasil gambaran ni empunya blog telah mengalami peningkatan. Kau tahu, mendengar semua itu rasanya sangat memuaskan. Hal yang membuatnya puas dan "enak" adalah karena di balik yang dipuji ada niat, kemauan, dan usaha yang dilakukan. Dan semua usaha itu terasa sangat manis karena dari segi kesadaran aku memang menginginkannya. Dan ini berhubungan dengan proyek pribadi yang sedang ni empunya blog jalankan, yaitu ingin 100% fokus pada apa yang sedang terjadi karena tak ingin menyia-siakan kesempatan sebagai manusia yang memiliki rasa. Bagi orang lain mungkin biasa, tapi bagi ni empunya blog semua ini terasa sangat manis, ketika ni empunya blog memiliki "kesadaran" akan eksistensinya lalu berminta dan mengusahakan yang diminati untuk mewujudkannya. Sangat manis.
Lalu akhirnya kemarin--tanpa harus mengumpulkan keberanian dan menganalisa bagaimana--ni empunya blog langsung posting di IG dan di FB menawarkan jasa gambar. Sehari setelah itu seorang teman memesan. Rasanya begitu luar biasa, karena rasanya semesta mendukung untuk mewujudkan keinginan "working from home". Satu jalan terbuka untuk mewujudkan keinginan itu, ni empunya blog teriak dalam hati dan tak bisa menahan tawa bahagia.
Tapi, secepat datangnya kesempatan, secepat itu pula datangnya tantangan. Ni empunya blog bergantung pada "muse" ketika menggambar, dan "muse" itu yang membuat ni empunya akun bisa menggambar. Tapi tiba-tiba ni empunya blog kehilangan "muse" itu tepat setelah pesanan pertama datang. Ni empunya blog sering mencoba menggambar ketika "muse" itu tidak ada, seperti bagian dari mendisiplinkan diri, tapi masih selalu menghasilkan gambaran yang kaku dan untuk pribadi ni empunya blog "tidak memuaskan".
Dan gambar inilah hasil dari menggambar tanpa "muse" dengan setengah kepuasan dalam diri. Jadi, bagaimana menurut pendapat kalian?

Wednesday 24 June 2015

Country Girl in The City

Jadi apa yang membuat ni empunya blog sebagai country girl? Pertama, karena tempat tinggalnya di daerah pedesaan. Kedua, karena tanpa adanya pohon dan jenis tanaman lain di sekitarnya, ni empunya blog tidak bisa hidup. Ketiga, hidup dengan kesederhanaan dan beberapa prinsip klasik seperti pemakaian jenis barang apapun akan dipakai sampai benar-benar tidak dapat digunakan lagi. Dan klasik itu dasar, dasar sebuah kumpulan manusia yang lebih kompleks disebut desa (oke, teori sendiri ini mah).
Biasanya gadis desa yang dimaksud orang-orang adalah yang ketika berada di kota akan menatap dengan pandangan kagum dan takjud. Tapi ni empunya blog melabelkan diri sebagai gadis desa yang sudah tidak terlalu silau atau takjub dengan suasana kota, kecuali arsitektur dan tata wilayah kotanya benar-benar lain daripada yang lain dengan bentuk-bentuk dan warna bangunan yang tidak pada umumnya. Untuk selebihnya, semua yang ada di kota masih di ambang wajar sebuah imajinasi.
Hidup itu desa, sementara kota itu adalah pelepas bosan dan sebagai tempat berhura-hura. Di desa masih bisa bersenang-senang, tapi tidak mungkin bisa berhura-hura. Jadi jika moodnya sedang ingin boros menghabiskan uang, ni empunya akun akan memilih pergi ke kota. Hal baru yang dirasa mulai menyenangkan adalah main ke mall saat malam. Banyak mall-mall baru di Yogyakarta dengan desain arsitektur yang "tidak kaku". Sangat menyenangkan untuk mengunjunginya di malam hari karena lampu-lampu kelihatan indah ketika hari gelap. Lalu apa ini sebuah kemewahan? Untuk porsi raga, ya ini adalah salah satu bentuk kemewahan. Tapi, untuk porsi jiwa, itu bukan kemewahan.
Sesuatu yang dinilai mewah oleh raga akan menyenangkan jika dinikmati ketika keadaan pikiran sedang sangat kacau tapi badan sehat bugar. Ketika kita pada akhirnya berjalan karena dorongan intuisi dan insting dan bukan karena dorongan "keinginan", saat itulah kemewahan bisa dinikmati. Kadang jika keadaan dan kewarasan memperbolehkan, pergi dengan rombongan teman dekat akan membuat kemewahan materi menjadi terasa lebih nyata. Tapi, ada kalanya kesendirian itu sendiri adalah kemewahan, kebebasan menjadi diri sendiri dan bebas menentukan ingin melakukan apa untuk sekedar melewatkan waktu.
Setiap kali main ke mall, yang dirindukan adalah perasaan hidup, meriah, gembira, bebas, dan tentram. Mall baru dengan both yang masih sedikit belum memiliki aura itu, dan mall lama dengan kekakuan bentuk bangunan yang ajek terasa terlalu kuyu dan layu. Butuh orang kaya dengan jiwa bebas untuk bisa menciptakan aura hidup, meriah, gembira, bebas, dan tentram itu di mall. Dan menurut pengalaman ni empunya blog, orang-orang kaya bermata sipit dan berkulit pucatlah yang memiliki aura jiwa dan semangat seperti itu. Aku menginginkan mereka agar aku mendaparkan aura dan semangat itu. Manusia memiliki jiwa dan semangat dari jiwa itulah yang mewarnai dunia. Menjadikan dunia tempat yang sangat menarik.
Mall baru selalu terasa gloomy. Booth yang masih sedikit membuat aura gentayangan yang tua, klasik, lemah, dan sedih terasa di mana-mana. Mwskipun arsitekturnya bagus dengan kertas pelapis dindingnya yang bagus menutupi booth yang masih kosong, tapi karena kekosongan booth yang belum lengkap itulah yang membuat aura gloomy itu muncul. Bukan menakutkan, tapi menyedihkan, dan terasa berat untuk ditanggung. Berat yang indah, tapi cukup menguras energi.
Mall selalu memberi kerinduan akan masa kecil yang indah saat kita pergi dengan orang tua, serta kerinduan akan isi kepala yang terpuaskan melihat sesuatu yang benar-benar baru. Kerinduan itu juga membuat nuansa mall menjadi gloomy dalam bentuk kesedihan indah yang cukup menguras energi untuk menanggungnya. Rasa kebaruan itu, harapan baru itu, semua itu berpadu saat main ke mall. Apalagi ketika sendirian atau dengan teman-teman yang notabene tidak berniat belanja di mall. Namun ketika kita main di mall dengan orang yang memang niatnya adalah belanja untuk memenuhi kebutuhan, menganggap semua harga di mall itu normal, punya kebebasan untuk memilih, dan tidak timbul perasaan bersalah ketika membeli suatu barang, saat itulah main ke mall menjadi sangat menyenangkan. Rasanya seperti menjadi bagian dari orang kaya bermata sipit dan berkulit putih.
Well, begitulah kira-kira isi pikiran seorang gadis desa yang sekali-kali main ke mall.

Monday 22 June 2015

"Penikmat" dan "Penonton"

Aku muk agi arep ketawa-ketiwi ndelok polah e para "pelaku", "pelaku sekaligus komentator", dan "komentator". Mungkin kembali ke kesimpulan yg dulu aku dapat, "yang penting niatnya". Karena aku kembali memosisikan diri sebagai "penikmat" dan "penonton" yang menikmati jalannya "pertunjukkan" dan memiliki "komentar" pribadi yang tidak harus, selalu, dan ingin dibagi kepada orang lain.
Lihat saja di luar sana ada jenis orang yang memiliki niat baik dengan impian besar. Tipikalnya adalah melakukan dulu baru belajar dari kesalahan. Lalu ada jenis orang dengan niat baik dan kesempatan menambah ilmu tapi memiliki kekurangan dalam menerapkannya, isi otaknya dipenuhi kebingungan mengorganisir ilmu-ilmu dan wawasan-wawasan yang dimiliki. Lalu ada orang yang merasa cukup berilmu dan digunakan untuk memberikan pendapat tapi tidak tahu proses pelaksanaannya sehingga pendapatnya sering kali malah salah tujuan atau tidak pada pokok permasalahan. Ada  juga jenis orang yang cenderung polos, tidak punya inisiatif, patuh, dan selalu berpikiran positif yang dengan patuh dan setia melakukan tugas yang diperintahkan tapi memiliki kekurangan tidak dapat mengembangkan apa yang dikerjakan.
Dan kami para "penikmat" tertawa melihat orang-orang dari tiap jenis mengutarakan pendapat tentang suatu permasalahan. Bukan tertawa menertawakan, memandang rendah, atau mengolok-olok, bukan jenis yang seperti itu. Tapi tertawa puas karena dari sini kami menemukan satu lagi bukti betapa Tuhan menciptakan dunia dengan sangat sistematis dengan banyak kategori, klasifikasi, dan pengelompokan. Dan ketika semua subjek yang "berbeda" itu bertemu tanpa menelisik lebih dalam klasifikasi tiap subjek, yang terjadi adalah yang sering kita lihat; banyak orang bicara, banyak orang memberi pendapat, banyak orang memberi masukan, banyak orang memberi nasehat.
Dan melihat semua itu adalah salah satu kenikmatan dunia. Itulah kenapa kemudian para "penikmat" dan "penonton" tertawa. Kami merasa puas dengan "pertunjukan" yang disuguhkan, sekaligus kami mendapat tambahan wawasan baru tentang pola kehidupan di dunia.
Tapi kami, para "penikmat" dan "penonton", mengacungkan jempol salut pada semua orang yang hidup dengan dasar niat membangun dan memajukan kehidupan bersama ke arah yang lebih baik.
Dan dalam aktivitas menonton dan menikamti, kami para "penikmat" dan "penonton" memiliki kode etik tersendiri. Yang utama adalah saat menonton dan menikmati jalannya "pertunjukan" kami harus mengosongkan pikiran dari segala jenis prasangka. Kami menonton dengan tenang sampai "pertunjukan" selesai. "Komentar" yang kami miliki berkenaan dengan "pertunjukan" yang sedang berlangsung harus disaring sedemikian rupa jika ingin dibagi pada orang lain. Penyaringan dilakukan setelah melihat kondisi, latar belakang, dan karakteristik subjek yang melakukan "pertunjukan" dan subjek yang dibagi komentar. Dan yang paling sulit adalah tidak menghubungkan "pertunjukan" dengan pengalaman pribadi dalam "komentar". Itulah kenapa "komentar" tidak harus, selalu, dan ingin dibagi.
Baiklah, mungkin banyak dari kalian yang bingung dengan maksud postingan ini. Postingan ini hanya ingin menggambarkan bagaimana cara ni empunya blog melihat dunia dan memosisikan diri di dunia. Peran sebagai "penikmat" dan "penonton", bukan sebagai "pelaku" ataupun "komentator".

Saturday 20 June 2015

Rumput Tetangga Terlihat Lebih Hijau

"Aku ingin punya masa nganggur!"
Ni empunya blog sedang ingin teriak seperti itu.
Skripsi memang masih belum selesai, tapi alhamdulillah sudah punya dua tawaran pekerjaan. Pekerjaan pertama kuterima dengan senang hati karena rekan kerja di dalamnya begitu baik, kekeluargaan, pekerja keras, dan yang pasti bukan penggunjing maupun penggosip. Pekerjaan kedua menggiurkan tapi 75% diriku menolak karena ni empunya blog sudah kadung sayang dan nyaman di pekerjaan pertama.
Beberapa bulan ini sudah mulai bantu-bantu di tempat kerja pertama (dan ni empunya blog diharapkan sudah siap bekerja untuk tahun ajaran baru bulan Juli yang akan datang). Waktuku masih kuprioritaskan untuk menyelesaikan skripsi (meskipun masih nakal disambi mengerjakan proyek pribadi :p). Jadi berasa punya status tripel; mahasiswa akhir, pengangguran banyak acara, dan anak magang. Dan itu cukup melelahkan batin karena semuanya terleselesaikan setengah-setengah dan dalam waktu yang cukup lama (kecuali untuk proyek pribadi yang berjalan sangat lancar :D). Dan dari seluruh rencana proyek pribadi yang ingin ni empunya blog kerjakan, masih ada puluhan rencana yang belum terealisasi. Itulah kenapa ni empunya blog masih butuh waktu "nganggur" untuk mengerjakan tuntas rencana-rencana proyek pribadi.
Setidaknya sekarang sedang mengejar agar bisa segera ujian. Masih ada beberapa persiapan untuk kelas baru yang jadi tanggung jawab ni empunya blog yang belum dipersiapkan.
Teman-teman ni empunya blog stres karena belum juga dapat kerja setelah lulus. Ni empunya blog iri dengan waktu menganggur mereka. Rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau #sigh

Friday 19 June 2015

Review Buku : Confessions of A Texan in Tokyo

Judul buku : Confessions of A Texan in Tokyo
Penulis : Grace Buchele Mineta
Jumlah halaman : 188 halaman
Tahun release : 2015
Ni empunya blog akan mengawalinya dengan, "Hai, prokanca. If you need light-read book with interesting stories, try to read this one 'Confessions of A Texan in Tokyo'. I love the way Grace told her experiences live in Japan in that 4-coloum comic. It's look modesty but rich. And her husband, Ryousuke-san, is gorgeous; good humor, childish but grown-up minded (I don't know how to describe it well). And if you like Japanese culture, ya you must read this. Japanese culture experiences by a foreign who live in Japan is totally awesome and will gave you new 'horizon' way of perspective.
"Grace will give you all giveaway of this book on 21st June in Amazon.com. If you want a copy of this book, check out Amazon.com on 21st June and watch her tutorial how to get it free in her youtube channel Texan in Tokyo.
"Let's enjoy it ^0^"
Secara garis besar begitulah ni empunya blog akan mengulas buku ini.
Grace Buchele seorang wanita Texas yang menikah dengan seorang pria Jepang. Grace memutuskan untuk pindah ke Jepang. Culture shock dialami. Dan untuk menangani culture shock-nya ini, Grace "mendokumentasikan" kehidupan sehari-harinya dalam bentuk komik 4-kolom. Dia "menggambarkan" bagaimana kehidupan sederhananya dengan suaminya, Ryousuke, dan teman imajinasinya, Marvin, yang tinggal di Jepang. Selain dalam bentuk komik 4-kolom, buku ini juga berisi beberapa artikel singkat tentang hal-hal yang Grace temui di Jepang dan beberapa narasi cerita pengalaman-pengalamannya hidup di Jepang.
Hal yang membuat komik ini menarik adalah sudut pandang Grace melihat kehidupan sederhananya menjadi sesuatu yang menarik yang dapat dituangkan dalam komik 4-kolom. Gambar yang ia buat pun bagus. Beberapa artikel yang ada di dalam buku ini juga ditulis dalam kemasan yang singkat namun memberikan informasi menarik seputar pengalaman tinggal di Jepang. Beberapa artikel dalam buku ini juga dapat ditemui di blog Grace.

Thursday 18 June 2015

Sitik Post

Ni empunya blog merasa hidup kembali (bersemangat dan segala excitement dalam kehidupan dengan ambisi dan passion untuk tetap hidup) setelah melakukan "tour" dalam kehidupan seorang Grace Mineta. Channel youtube, blog, dan beberapa bukunya sangat menginspirasi. Kehidupan sederhana, tapi penuh makna dan cerita. Kesederhanaan itu yang kemudian menarik "minat" untuk mau hidup kembali, "Tak perlu kompleks, tak perlu besar, tak perlu banyak. Cukup tenang, damai, dan bersahaja mensyukuri dan berfokus pada apa yang ada sekarang. Tak perlu berlari, cukup berjalan sambil menikmati. Tak pelu mengejar, cukup dengan yang ada dan yang akan diberi Tuhan. Tinggal tetapkan hati untuk bertahan, bersabar, dan lakukan hal-hal yang membuat hati nyaman dan bahagia. Dan yang pasti dekatkan hati dan jiwa dengan Tuhan." Hidup yang natural.

Dan sebuah kesempatan bagus terbuka. Ambassador book untuk buku ketiga Grace "Confessions Of A Texan in Tokyo". Kirim email pada Grace I want to be your ambassador book, dan voila, Grace membalas dengan kalimat-kalimat penuh sayang dan dukungan, dan kita dapatkan kopian PDF buku pertama sampai ketiga. Tak hanya itu, pada tangga 21 Juni 2015 besok Grace akan memberi giveaway gratis download ebook buku ketiganya di Amazon.com. Apa yang lebih menarik dari hal itu? Ni empunya blog berbahagia dengan kesempatan dapat menjadi lebih dekat dan dapat menjadi bagian dari projek idolanya. Apa yang lebih bermakna dari menjadi bagian dan menjadi lebih dekat dengan idola kita? Saling mendukung itulah yang membuatnya berharga.

Sampai bertemu di ulasan buku Confessions of A Texan in Tokyo ^^

Sunday 14 June 2015

"Semesta Mendukung"

Dua minggu sudah berlalu sejak ni empunya blog ingin menuliskan pengalaman menarik tentang beberapa kegiatan dan apa yang dirasakan dari kegiatan tersebut.

Sebenarnya ni empunya akun punya proyek pribadi tentang bagaimana merasakan kehidupan sebagai manusia. Diawali dari sebuah kesadaran bahwa selama ini hidup terasa hambar karena tidak berfokus apa yang terasa saat melakukan sesuatu. Hidup terasa hambar ketika yang menjadi fokus adalah bagaimana melakukannya dengan baik dan sempurna dan tepat waktu sesuai rencana dan membuahkan hasil. Lalu tercetuslah untuk melakukan projek "Keluar dari Kehidupan Zombie". Projek ini dilakukan dengan memfokuskan kesadaran pada apa yang sedang terkadi sekarang. Lebih tepatnya ni empunya blog memfokuskan bagaimana rasa dari setiap kegiatan yang dilakukan.

Walaupun proyek ini digagas sejak awal tahun, tapi ni empunya blog berpikir akan mulai menceritakan "pengalaman rasa" mulai dari yang baru-baru ini terjadi. 

Masih segar di ingatan tentang kegiatan di Taman Baca Ahad dua minggu lagu. BBM masuk dari mbak Novi yang meminta tolong menjadi relawan di acara donasi buku. Mbak Novi selalu memberi kesempatan bagi ni empunya blog untuk mendapat lebih banyak pengalaman, jadi kenapa tidak. Ni empunya blog serta merta menjawab ya besok akan datang. Dan benar saja, setelah acara donasi buku itu selesai, ada banyak motivasi terkumpul dalam jiwa untuk bisa melakukan kegiatan untuk taman baca di rumah. Bertemu teman baru, mbak Dila. Dari cerita-cerita mbak Dila tentang taman baca-taman baca diberi donasi dan bagaimana menyortir buku-buku untuk donasi, ni empunya blog merasakan sensasi nyata seperti sebuah kesadaran yang benar-benar terasa hidup bahwa semua yang kita lakukan pasti akan berkembang dengan baik. Taman baca didirikan dengan maksud menumbuhkan minat baca masyarakat, terutama sasaran di rumah kami adalah anak-anak, selain berkegiatan bersama dengan anak-anak. 

Perasaan itu; suatu kesadaran bahwa semua ini bisa menjadi nyata, bahwa dengan kegiatan-kegiatan kecil yang kami lakukan akan membuat kami makin dekat satu sama lain sekaligus dapat menumbuhkan kecintaan pada membaca, perasaan seperti ini membuat ni empunya blog merasa lebih hidup. Kita hidup bersama di dunia, berkegiatan bersama untuk satu tujuan bersama. Dan yang paling kusuka dari gagasan ini adalah bahwa kami tak perlu jauh-jauh melakukan kegiatan ini di desa lain, kami bisa melakukannya di desa kami sendiri. Tak perlu memikirkan dan merancang keunikan dari kegiatan di taman baca kami, cukup melakukannya terus menerus dan semuanya akan berkembang dengan sendirinya. Aku mencintai mereka dan aku ingin memiliki kegiatan yang dilakukan bersama mereka. Sepertinya, itu adalah poin penting dari semua ini, rasa cinta.

Setelah dari acara donasi buku di taman baca tersebut, ni empunya blog menceritakan pengalaman dan kesan terinsprirasi dan termotivasinya dengan teman-teman muda-mudi di rumah, langsung pada malam di hari yang sama dengan acara donasi buku tersebut. Di sini ni empunya akun kembali merasa hidup; tak perlu ditunda, langsung ekspresikan semua yang terpikirkan dan terasa saat itu juga, tak perlu diprioriti apakah mengerjakan skripsi lebih dulu atau membaca perasaan termotivasi dan terinspirasi ini dulu. Dan teman-teman muda-mudi di rumah menyambut dengan baik. Mereka datang ke basecamp muda-mudi kami saat ni empunya akun memanggil. Kami membicarakan pengalaman dua tahun terakhir dengan taman baca kecil kami dan kegiatan muda-mudi secara keseluruhan. Dan mereka siap membantu untuk terwujudnya kegiatan-kegiatan bersama anak-anak. Malahan ada salah satu dari mereka yang memberi sumbangan uang untuk dibelikan hadiah untuk acara lomba menulis yang dia ususlkan. Juga bagaimana dia memberitahukan keberadaan taman baca kami pada salah satu donatur buku. Betapa senangnya, sangat bersemangat. Rasanya seperti "semesta mendukung"(?)

Sebelum hari H pertemuan dengan donatur buku yang baru, kami menyiapkan segalanya. Hari pertemuan ini sekaligus menjadi hari event lomba menulis dilakukan. Membuat stempel yang dari dulu belum juga terlaksana, menempelkan no induk buku yang dari dulu juga belum sempat ditempel, menata kembali buku-buku di rak, membeli hadiah untuk anak-anak yang ikut lomba menulis. Hari itu benar-benar hari sibuk, sangat menggairahkan. Walaupun begitu, ketika sampai pada hari pembuatan stempel, duduk di konter pembuat stempel menunggu stempel selesai dibuat, ada satu perasaan terselip. Tiba-tiba ni empunya akun merasakan kesepian itu lagi. Cukup besar, "Been doing it alone. Even they support me. What's for it all? Am i doing right?" Pertanyaan itu tiba-tiba muncul di kepala. Terlihat jelas bahwa yang sangat gembira dengan semua rencana ini adalah ni empunya blog. Rasanya seperti bahagia sendiri, senang sendiri, excited sendiri, bersemangat sendiri. Ni empunya blog tidak tahu apakah teman-teman yang lain sebersemangat ni empunya blog. Dari situ perasaan kesepian datang.

Mengantri di bank untuk mengambil uang karena ATM diblokir dan belum diurus (sendiri, check). Pergi ke pembuat stempel (sendiri, check). Ke toko buku membeli hadiah untuk lomba (sendiri, check). Mampir makan siang lalu terhambat hujan deras selama setengan jam di mall (sendiri, check). Ke perpustakaan untuk menemui teman mengambil buku donasi (sendiri, check). Rasanya badan lelah, pikiran kesepian, dan pada saat itu ni empunya blog benar-benar butuh sebuah dekapan hangat dan usapan di kepala yang mengatakan bahwa yang dilakukan sudah benar, tidak apa-apa. Dan semua itu terobati saat bertemu mbak Novi di perpustakaan, setelah kami ngobrol banyak tentang rencana-rencana ke depan untuk taman baca kami.

Itu kali pertama ni empunya blog MERASAKAN kesepian itu dan bukan malah MENGHINDARInya DENY IT. Itu kali pertama kesepian diresapi sebagai suatu rasa perjuangan. Itu kali pertama kesepian diresapi sebagai suatu bentuk kehidupan. Aku merasa kesepian karena aku hidup, aku hidup sehingga aku bisa merasakan kesepian.

Malam hari di hari yang sama, setelah pulang dari kota untuk melakukan semua persiapan itu, ni empunya blog menghubungi teman-teman untuk membantu acara esok hari pertemuan dengan donatur sekaligus lomba menulis untuk anak. Dan mereka datang. Itu membahagiakan. Karena jujur saja, ni empunya blog merasa sangat-sangat jengkel hingga bisa mengeluh dan ngrasani orang ketika dihadapkan dengan orang-orang yang "maaf, aku tidak bisa datang, ada tugas sekolah yang harus kukerjakan, ada pekerjaan yang harus kukerjakan". Jujur saja, ni empunya blog  merasa dikhianati dengan semua excuses itu. Tapi hari itu tidak. Semua yang dimintai datang benar-benar datang. Rasanya benar-benar seperti semesta mendukung. Lalu pada hari H, dan semua berjalan lancar. 

Ada satu bentuk kepuasan dalam diri. Dan secara pribadi, kepuasan semacam itulah yang membuat ni empunya blog melakukan semua itu. Pengendalian diri dari pikiran-pikiran negatif dan pesimis menjadi salah satu yang paling memuaskan. Benar, juga sangat melelahkan. Dan yang paling menguras tenaga hingga membuat sangat kelaparan.

Sunday 31 May 2015

Review Minggu Terakhir di Bulan Mei

Selamat malam.
Dua hari tidak menulis. Terdapat banyak hal yg terjadi. Menyenangkan.
Setelah pengalaman di Rumah Baca Ahad, ada banyak pergerakan pada taman baca di desa. Mulai dari tawaran disurvei dan masuk jaringan 1001buku, pengalaman dgn stempel dan rencana pernikahan teman, pengalaman "dilamar" pekerjaan, pengalaman membuat event kecil-kecilan tapi bisa menggerakkan teman-teman, pengalaman kontrol diri yg memuaskan, pengalaman "ditolak" yg bercampur dgn kelaparan, dan kenyataan bahwa walau tidak makan banyak tapi aku masih tetap bisa menaikan berat badan, adalah pengalaman-pengalaman menyenangkan di minggu terakhir bulan Mei. Detailnya akan diceritakan besok, malam ini review dulu agar tetap berkesan di hati.
I love my life.

Wednesday 27 May 2015

Wujud dan Rasa Baru "Baru"

Kupikir kemarin setelah tidur pikiran bisa jernih utk diajak menulis, tapi ternyata tidak. Jadi demi kelanggengan dan disiplin diri, mari menuliskan bagaimana yg dipikirkan kemarin. Semoga hasilnya cukup jelas.
Setiap kesempatan baru utk bertemu orang-orang baru itu menyenangkan. Kita bisa "tertular" semangat dan motivasi utk "bergerak". Begitu rasanya tiap mbak N mengajakku ikut suatu event. Terima kasih yg sangat utk mbak N yg selalu memberi kesempatan sehingga aku bisa belajar banyak. Dan maaf karena banyak kesalahan, kecerobohan, dan kebodohan. Kupikir utk bisa "mengajak", menginspirasi, dan memotivasi orang lain, kita harus kuat lahir dan batin. Dan dalam permasalahanku, harus bisa lepas dari self-esteem issue.
Hari Rabu kemarin, mbak N mengajak utk membantu jadi relawan di acara pemberian buku di Taman Baca Anak di tempatnya. Sumbangan buku dari "satu organisasi non-profit" dan "satu brand mobil". Daripada acaranya singkat "simbolis pemberian buku", dibuatlah rundown acara sedemikian rupa. Bekerja sama dgn kantor tempat mbak N bekerja, salah satu portal berita di Yogyakarta, dan gotong royong masyarakat setempat. Dan yg membuatku takjub adalah bagaimana mbak N menangani acara tersebut, bagaimana mbak N mengkomunikasikan acara tersebut dgn semua pihak dalam waktu 4 hari sebelum hari H, dan keberhasilannya terlihat dari banyaknya anak-anak yg hadir dan pihak-pihak yg membantu. Bagiku dia luar biasa.
Dan aku merasa bersalah ketika diberi sebuah tanggung jawab tapi tidak bisa melakukannya. Tugas yg sederhana sekali, tapi karena rasa "pekewuh" jadi tidak terlaksana. Tugas memberikan mic pada pemberi sambutan agar MC tidak riweuh dan agar acara terlihat lebih profesional. Karena pemberi sambutan terpaksa berada di bawah "panggung" samping kanan dan aku bingung harus jalan memutar atau lewat depan "panggung" padahal di depan "panggung" ada banyak peserta yg duduk, aku merasa pekewuh utk lewat. Seperti biasa, ada rasa "aku akan memberi citra buruk jika terlihat di atas 'panggung'", itu menghambatku bergerak. Walau kemudian setelah acara selesai aku menyesalinya "tidak apa-apa sebenarnya, tidak akan ada yg memperhatikanku, dan itu sebenarnya membantu". Menyesal tapi tak bisa berujar maaf. Dan itu membuatku belajar merasakan "kau tidak mengganggu, kau hanya membantu". Ada kompleks yg harus kuselesaikan sendiri dalam diriku.
Dan itu semua terasa menyenangkan ketika akhirnya dari semua itu aku memiliki motivasi utk "bergerak". Setelah mandi dan istirahat cukup, sepulang dari event itu, aku menghubungi teman-teman di kompleks rumah utk membantu membuat taman baca di tempat kami aktif kembali. Mendapat teman baru dan pengalaman baru terasa sangat menyenangkan, apalagi dgn orang-orang yg ramah dan bersemangat, dan hal itulah yg memotivasi. Agar nama dusun kami mendapat kesempatan pengalaman-pengalaman bertemu orang-orang baru.
Perpustakaan di dusun kami adalah salah satu program perpus binaan yg di-leader-i mbak N. Dari bantuan mbak N yg bekerjasama dgn "satu organisasi non profit" itu akhirnya perpusnya benar-benar ada. Dan itu sangat menyenangkan bisa melakukan sesuatu bersama-sama.
Semua perasaan yg timbul dari pengalaman baru itu muncul dalam wujud dan kedalaman yg baru dari yg dulu kurasakan. Makanya semua ini terasa "baru" meskipun secara teknik sudah sering terjadi. Dan aku suka menikmati rasanya.
Kita bisa membantu orang lain jika kita sendiri kuat lahir dan batin. Utk minggu ini terima kasih mbak N dan lek K utk motivasi dan semangat bergeraknya. Dan terima kasih atas rasa percaya kalian padaku. Itu sangat berarti.
Sugeng enjing ^^

Sunday 24 May 2015

Ijo -Kugo "-ku go!!!"

Beberapa hari yg lalu ni empunya akun memutuskan membuat akun Instagram baru. Sebenarnya karena ingin memakai nama produk yg kami buat saat SMA. Katakanlah ingin "mengumumkan" pada dunia bahwa nama merk itu adalah milik kami. Hahaha . . . Selain itu juga, karena setelah dipikir-pikir, ni empunya akun butuh tempat baru utk mengunggah hasil handmade pakaian-pakaian. Mereka sudah sepantasnya difoto dgn lebih baik, diberi caption yg sesuai, dan memiliki tempat tersendiri sebagai hal istimewa. Hehehe . . .
Keinginan utk memiliki usaha sendiri sebenarnya sudah terpikirkan sejak SMA dulu. Karena dulu suka memasak dan suka makan, kepinginnya sih punya restoran. Tapi seiring berjalannya waktu, ada banyak bentuk usaha yg dibayangkan ingin dimiliki tapi malah berakhir belum sampai mana-mana. Tapi dulu sudah merancang nama yg sesuau dgn kepribadian kami. Ada unsur Jawa sebagai tempat lahir, dan unsur Japan karena kami suka hal-hal dari Jepang. Akhirnya tercetuslah Ijo -Kugo. Ijo sebagai bentuk Jawanya kami karena Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat didominasi hijau dan putih. Penggunaan tanda hubung dan spasi yg sedemikian rupa karena kami merasa unik (walaupun lebih sering dibilang aneh daripada unik, hahahaha). Lalu bagian Kugo adalah suara yg mempunyai nuansa Japan. Selain itu Kugo ini juga berarti "milikku ayo maju terus", dari kata kepunyaan "-ku" dan kata "go" dalam bahasa Inggris. Oke, utk ukuran "belum tahu mau usaha apa", kami sudah cukup berpikir keras utk membuat nama merknya. Hehehe . . .
Selain itu juga karena ingin menghargai hasil jahitan sendiri. Kain-kain itu telah berkorban digunting dan dijahit-tangan oleh orang yg belum memiliki keterampilan yg baik. Sebagai balas jasa dan penghargaan atas pengorbanan itu, ni empunya akun merasa perlu memotret mereka dgn pantas dan memasukkan ke akun IG milik mereka sendiri. Jadilah ni empunya akun membuat akun IG baru : ijokugo
Niatnya memang memotret mereka dgn pantas, tapi karena keterbatasan kamera dan tangan, jadi utk sementara hasilnya hanya seadanya, sebaik yg bisa dilakukan "selfie" :p
Lalu kenapa memiliki alamat email sendiri dan mencantumkan no yg dapat dihubungi? Oke, sebenarnya juga berniat dagang. Jika ada yg berminat ingin pakaian seperti yg ni empunya akun unggah di akun itu, kalian bisa menghubungi ni empunya akun. Atau jika ingin bekerja sama.
Silakan kunjungi akun IG baru kami. Ni empunya akun akan berusaha sebaik mungkin memotret mereka dgn baik.
Selain itu juga kunjungi akun pribadi ni empunya akun di IG : weningsekar
Ni empunya akun sangat menantikan apresiasi dan tanggapan dari kalian semua. Akan sangat menyenangkan utk berbagi saran dan saling mendukung.
Terima kasih ^^

Feel Alive

Sebenarnya aku tidak tahu apa istilah yg tepat utk menggambarkan perasaan seperti itu dalam satu kata, tapi kupikir "feeling" akan lebih baik karena aku mengartikan "feeling" sebagai hal yg berhubungan dgn arti kata "rasa" dan rasa itu didapat dari impulse yg sampai ke prosesor di otak tapi juga menyentuh jiwa yg entah pusatnya ada di mana. Intinya karena kata "feeling" berasal dari logika dan jiwa.
Tulisan ini terinspirasi oleh dua kejadian. Kejadian pertama adalah ketika mendapat workshop kepenulisan singkat dari tamu Amerika di LKIS. Aku lupa nama Mbaknya, tapi apa yg terjadi berkesan utkku (bahkan aku lupa bagaimana tepatnya dia bicara). Kejadian kedua adalah lagu backsound scene perbincangan Jim Moriarty dgn Sherlock Holmes di serial Sherlock episode The Reinbach Fall, "Staying Alive".
Ketika workshop kepenulisan singkat itu ada saat kami harus menceritakan sesuatu pada mbak Amerika. Temanya adalah tempat favorit. Aku menceritakan tempat favoritku adalah salah satu jalan di Bantul Kota yg di samping kiri-kanannya tumbuh pohon-pohon rindang. Aku menyukainya karena tiap melewati jalan itu aku "merasa hidup". Ketika angin berhembus, tak hanya suara kendaraan, orang-orang, dan suara angin yg terdengar, tapi juga gemerisik dedaunan yg terkena angin. Itu memberikan kesan damai dan "homy". Lalu keteduhan yg dihasilkan dahan-dahan panjang dgn daun-daun rimbun yg membentuk kanopi di atas kepala kita, begitu segar dan meneduhkan. Ada perasaan damai dan tenang yg menyelimuti. Ditambah fakta kedekatan dgn alam membuatk kita merasa "berada di rumah". Benar-benar membuatku "merasa hidup".
Saat aku bilang hal-hal seperti itu pada mbak Amerika, dia memperhatikan dgn saksama dan sesekali mengangguk. Aku merasa dia mengerti apa yg kumaksud dan dia bilang ya bahwa tempat favoritnya juga memberikan kesan damai, teduh, dan membuatnya "merasa hidup".
Lalu beberapa tahun lalu saat menonton serial Sherlock itu Moriarty mengatakan bahwa orang-orang biasanya "staying alive". Dengan intonasi suara khasnya dia bilang "it's boring".
Aku hanya berpikir mungkin selama ini aku merasa bosan karena aku hanya "bertahan". Aku kurang menikmati hidup yg Tuhan suguhkan padaku. Aku kurang memperhatikan mereka dgn saksama karena terlalu ketat mengatur diri agar "melakukan hal yg penting saja". Saat itu aku menyebutnya demikian, sekarang aku menyebutnya "hal yg membuang waktu".
Ketika kita nyaman dgn yg kita lalukan, dgn yg kita sukai, dan ketika kita "feeling alive", kita akan diliputi energi positif. Energi positif itu akan membawa kita pada hal-hal yg positif, dan orang-orang akan dapat merasakan kesegaran energi positif sebagai inspirasi dan motivasi. Maksudku, walaupun mungkin hal-hal yg kita lakukan sekarang terlihat "tidak bermanfaat" bagi kehidupan orang lain, tidak memberi solusi pada permasalahan sosial, tapi jika kita bisa mencintai diri sendiri dgn "feeling alive" atas hidup kita, kita sudah berkontribusi memberi energi positif ke dunia. Dan itu pun baik utk kehidupan orang lain.
Dan untuk itulah sekarang ni empunya akun mulai menulis di blognya, mulai berani menggambar, karena menginginkan "feeling alive" itu kembali hadir agar jiwa tidak kosong. Memuaskan penglihatan, pendengaran, pengecapan dan berlatih mengekspresikan yg dirasakan setelah melihat dan mendengar dan mengecap hal-hal indah dan sedih di dunia. Semua harus dirasakan dan dibagi.

Saturday 23 May 2015

"Semoga Kalian Tumbuh Sehat dan Indah"

Tujuan hidup tiap manusia pasti berbeda. Dan tujuan hidup ni empunya akun adalah utk mewujudkan hal-hal yg disuka yg didapat dari membaca novel. Katakanlah berbahagia saat langit cerah, sedikit berfilsafat saat hujan dan mendung, braiding rambut lalu dihiasi dgn bunga liar, piknik di hari yg cerah di atas bukit di bawah pohon rindang dgn makanan yg dibuat sendiri, terinspirasi dan menulis cerita di taman dimana terdengar tawa anak-anak yg sedang bermain, mengoleksi buku-buku bagus novel-novel bagus, membuat cerita-cerita yg bagus dan cerah, mengisi blog dan instagram, flowery day, cookies time, cooking space, menanam bunga dan tanaman hias, punya halaman berumput, membuat baju sendiri, mengekspresikan diri dalam ilustrasi utk cerita yg ditulis, menikmati teh di sore hari, ya hal-hal seperti itulah yg ingin ni empunya akun wujudkan. Making cloth, braiding, cooking, photographing, drawing, reading with some tea and cake, writing nice and happy and dig-inside stories, and visiting friends and families and some events out there with people who positively support our things. How lovely.
Dan hari ini kita memulai satu hal ; menanam benih bunga. Di sore oranye yg cerah, sedikit berangin, dan hangat mentari. Bapak sudah punya pakis-pakisan utk diletakkan di dasar pot, dan tanah yg telah dicampur kotoran hewan agar subur. Aku tinggal memasukkannya ke pot, menanam benihnya, dan menyiramnya dgn sedikit air. Dan hal magis terasa saat aku menemukan satu larva dan dua ekor serangga. Seekor larva putih besar dgn kaki dan bagian kepala yg kekuningan. Seekor serangga seperti lipan dgn buku-buku kulit keras yg dapat dilipat. Dan seekor serangga coklat panjang dgn kaki kekuningan, bagian kepala lebih besar dari bagian bawahnya, dan terasa juicy (hiek). Rasanya seperti bertemu teman lama. Teman yg dulu ada lalu hilang kabar, teman yg kita kira sudah tiada tapi ternyata masih tetap di sana. Menyenangkan.
Saat memasukkan tanah ke pot dan menanam benihnya, aku mengucapkan kata-kata penumbuh dgn harapan bisa jadi mantra pengantar keinginan dan harapan agar tanaman-tanaman itu nantinya tumbuh dengan sehat dan indah. Lalu potnya kuletakkan di atas nampan plastik yg kutaruh di dalam kamar. Kulakukan itu agar tak ada yg mengganggu benih-benih yg hendak tumbuh, terutama ayam-ayam kelaparan dgn kuku-kuku taji mereka. No it can't happen, i will protect my babies 'till they grow healthy and beautiful.
It felt so lovely.

Nasihat dari Luar

Sebuah kumpulan cerpen yg sampai sekarang masih kurasa luar biasa. Dari penulis Little Woman dan Good Wives. Ni empunya akun sangat menikmati karya-karya Louisa May Alcott, salah satunya adalah A Garland for Girls. Sebuah buku kumpulan cerita pendek.
Tulisan-tulisan Louisa May Alcott selalu penuh semangat bagi perempuan-perempuan muda utk bekerja dan berkarya dan memiliki kehidupan yg baik; kesederhanaan yg penuh moral dan pertimbangan pada kebaikan. Nilai-nilainya selalu bagus dan tak lekang waktu (baiklah, nilai-nilai moral yg bersahaja selalu baik utk setiap jaman karena itulah "hidup").
Salah satu yg sangat kusuka adalah nasihat seorang editor perempuan pada seorang gadis muda yg diajak menulis oleh anak sang Editor Perempuan.
Diambil dari cerita berjudul Bunga Laurel Gunung dan Suplir.
"Aku tahu sekarang kau tidak akan percaya atau memahami maksudku. Namun waktu akan membuktikan kepada kalian berdua bahwa aku benar, dan mengajari kalian utk lebih menghargai kenyataan daripada angan-angan. Banyak gadis yg menulis syair dan berpikir mereka adalah penyair. Sebenarnya itu hanyalah kegairahan sementara. Untungnya--bagi dunia dan juga mereka--kegairahan itu segera padam dan tergantikan oleh pekerjaan atau kegiatan yg lebih murni. Hanya sedikit orang yg benar-benar berbakat. Bagi mereka yg MENDAPATKAN karunia itu, sebaiknya mereka menunggu dan bekerja agar pelan-pelan mencapai kemampuan puncak mereka. Banyak orang menipu diri sendiri dan mencoba meyakinkan dunia bahwa mereka bisa menulis puisi. Namun mereka hanya menyia-nyiakan waktu dan berujung pada kekecewaan. Kita semua melihat buktinya dgn begitu banyak puisi berisi omong kosong sentimentil.
"Tulislah syair kecilmu saat hatimu tergerak. Puisi adalah hiburan yg tidak berbahaya, kesenangan hidup sejati, dan juga mengajarkan hal baik padamu. Tapi jangan melalaikan kewajiban atau menipu dirimu sendiri dgn harapan palsu dan impian samar. 'Mula-mula jalanilah, kemudian tuliskanlah', adalah moto yg bagus utk anak muda yg ambisius. Lalu sebuah nasihat yg lebih baik utk kita semua adalah 'Lakukan pekerjaan terdekat'. Melaksanakannya dgn sungguh-sungguh, tak peduli betapa kecilnya pekerjaan itu. Itu sangat bermanfaat bagi bakat apa pun yg ada di dalam diri kita. Ingatlah ini. Jangan biarkan rencana dan ramalan yg bagus namun sembrono mengganggumu dan membuatmu merasa tak pantas melakukan pekerjaan mulia yg saat ini sedang kau lakukan."
Awalnya terasa sedikit sentimentil, "Ah, kau tak membiarkanku berusaha utk mencapainya." Tapi kemudian nasihat itu benar adanya. Menulis saat hati kita tergerak akan membuat tulisan kita memiliki nyawa dan arti utk disampaikan. Dan hasilnya pun akan terasa murni dan tulus. Ada rasa yg berbeda ketika membaca tulisan yg ditulis saat hati tergerak, saat inspirasi datang, saat kita ingin menyampaikan sesuatu, dgn tulisan yg "terpaksa" dibuat (aku kehilangan kosa kata yg pas utk mengungkapkannya). Dan hal yg paling kusukai dari nasihat ini adalah bagian melakukan pekerjaan dan kegiatan yg ada dgn sungguh-sungguh. Seperti halnya yg pernah kudengar, "Tak akan ada tulisan tanpa menjalani kehidupan". Bahkan hal sekecil apa pun pasti memberikan "rasa" jika dilakukan sungguh-sungguh.
Aku suka bagian melakukan dgn bersungguh-sungguh dan menulis saat hati tergerak.
Hari ini ni empunya akun melakukan salah satu hal yg dari dulu ingin dilakukan tapi belum bisa karena belum ada kesempatan : menanam benih tanaman hias. Sekitar 3 tahun yg lalu kudapatkan dari Bapak. Dan baru sekarang kutanam. Aku harap mereka akan tumbuh dgn sehat dan cantik. Dan semoga ni empunya akun bisa membantu mereka tumbuh. Karena saat menanamnya, hatiku tergerak. Dan itu perasaan yg paling menyenangkan yg selalu ingin kurasakan lagi, lagi, dan lagi.

Wednesday 20 May 2015

Gali Diri bag 2

Membaca itu mengasyikan, dari dulu sampai sekarang masih mengasyikan. Tapi bentuk asyiknya berbeda. Dulu, saat self-esteem issue-nya masih besar, membaca itu seperti tempat melarikan diri dan tempat bersembunyi yg menyenangkan. Karena di dalam dunia imajinasi semua unik, semua berbeda, dan semua diterima apa adanya. Cerita dan kisah dari buku bagai jembatan menuju dunia imajinasi yg aman dan menyenangkan.
Sekarang pun masih sama, cerita dan kisah dari buku bagai jembatan menuju dunia imajinasi. Tapi dunia imajinasi yg sekarang adalah dunia dimana inspirasi dan muse itu datang. Perasaan terinspirasi itulah yg mengasyikan. Tak lagi sebagai tempat sembunyi, tapi malah tempat mencari utk dikeluarkan di dunia nyata.
Salah satu yg kukeluarkan itu dalam bentuk gambaran. Betapapun aku masih merasa gambaranku jelek tapi itu memberi kepuasan tersendiri karena berhasil menangani self-esteem issue. Seperti Manolo dalam film The Book of Life yg "takut menjadi dirinya sendiri". Kepuasan karena berhasil menerima dan mencintai diri apa adanya. Dan yg terpenting masih bisa bersenang-senang dengannya. Itu bagian kerennya ^^ . . .
Dan menyenangkan mencoba menggambar lagi, lalu sekarang menggambar seseorang. Menggambar seseorang itu merupakan salah satu latihan observasi. Bagaimana bentuk wajahnya, bagaimana bentuk mata, hidung, dan mulutnya, seberapa panjang rambutnya. Mengamati detail itu sungguh menyenangkan. Lalu mengasosiasikan bentuk mata atau hidung atau mulut atau wajah dgn sesuatu yg manis dan indah. Oh, itu sangat menyenangkan. Bagian dari latihan mendeskripsi saat membuat cerita. Ini baru permukaan, coba ketika sampai memperhatikan kebiasaan dan menjurus pada sifat seseorang, itu lebih menyenangkan.
Dan inilah beberapa hasil karyaku dalam melihat dan menuangkannya dalam gambaran. Aku tahu, masih dangkal dan belum terasa kepribadian orang yg digambar maupun taste orang yg menggambarnya, seperti masih mentah jika kubilang. Tapi menyenangkan dan latihan lagi dan lagi dan lagi akan membuat hasil gambar maupun kepribadian orang yg menggambarnya akan lebih "terasa".

Gali Diri bag 1

Dulu, ni empunya akun adalah orang yg sangat perhitungan tentang kegiatan-kegiatan yg dilakukan; yg dikerjakan, yg dijalankan, yg dilakukan hanyalah "hal-hal penting" school stuff. Misalnya, ketika perut lapar setelah jam sembilan malam mending ditahan sampai besok bangun pagi. Kenapa? Karena tidur harus cukup 8 jam per hari agar kesehatan terjaga, karena jika tidur lewat dari jam sembilan di hari efektif sekolah akan mengganggu kelangsungan hidup di sekolah akibat mengantuk, dan itu berarti kelulusan akan terganggu. Karena lulus sama dengan bebas, ni empunya akun berusaha sekuat tenaga mengikuti sistem dan peraturan yg ada.
Semua hal ada baik-buruk, untung-rugi, menyenangkan-tidak menyenangkan-nya. Begitu juga dengan sikap yg seperti itu. Kehidupan memang berlangsung aman, sedikit masalag, dan tidak mengganggu kelangsungan hidup orang lain dgn mengikuti sistem dan peraturan yg ada. Semua aman, lancar, tentram, dan mulus. Tapi kemudian, bisa dibilang telat tapi hal yg terjadi di dunia sebenarnya adalah persis on time sesuai kehendak Tuhan, sekitar dua tahun terakhir ni empunya akun merasa "bosan", kosong, dan rasanya bisa gila dgn semua kemulusan ini. Bukan berarti tidak senang jika semua berjalan lancar, hanya saja ketika kita membuat rencana dan perkiraan lalu kita menjalaninya dgn baik bahkan sudah mengkalkulasi adanya masalah-masalah kecil di tiap pilihan dan cara penyelesaiannya, singkatnya semua terorganisir dgn baik dan sempurna tanpa suatu pun perlu dirisaukan, ada satu bagian di dalam hati dan pikiran yg berteriak minta didengar, "Aku butuh petualangan!!!"
Dan setelah dicari tahu, petualangan selalu datang dari hal-hal di luar rencana dan bagaimana kita memasrahkan diri mengikuti arahan Tuhan yg di luar rencana kita itu dengan tetap tidak kehilangan kendali. Ni empunya akun menginginkan kepuasan yg timbul dari cara itu.
Jadi malam ini, ketika dua tahun lalu kuputuskan utk lebih mengikuti "kata hati" daripada terpaku pada rencana dan perhitungan-perhitungan atas tiap pilihan, aku mengikuti naluriahku; lapar ya makan. Pukul delapan malam terasa dingin dan rasanya pasti nikmat jika membuat sesuatu yg hangat untuk dimakan. Malam-malam keluar rumah untuk beli satu bahan yg belum ada di kulkas (rumah tempat tinggal ni empunya akun berada di pedesaan dgn sawah dan tanah kosong yg masih cukup banyak, jadi keluar malam pasti menimbulkan rasa takut, hehe). And i did it, cook some spaghetti with cheese and ate it with my sisters. Dan kepuasannya terasa sangat alamiah dan menyenangkan. No calculation, but spontaneously did. Ni empunya akun benar-benar bisa menikmati setiap proses pembuatannya. Mulai dari mendidihkan air utk merebus spageti, pengaturan nyala api, taburan garam, saat memasukkan spageti ke air mendidih, menanti si spageti sampai aldente sambil menyiapkan oven, saat memasukkan bologna sauce dan spageti ke loyang, saat menaburkan keju sampai rata, saat menanti keju meleleh dipanggang oven, saat memotong spageti utk dimakan, saat mencuci semua peralatan, bahkan ketika minum setelah makan 1,5 potong spageti keju. Tanpa tergesa-gesa, menikmati tiap menitnya. Sungguh kepuasan alami yg kurindukan. Dan malam ini akan bisa tidur dgn nyenyak.
Well, tiap orang punya cara dan ceritanya sendiri utk mengalami kepuasan alami seperti itu. Dan itulah yg kusuka; tanpa tergesa-gesa dan nikmati tiap detik prosesnya. Lambat memang, tapi nikmat.
Selamat malam ^^

Tuesday 19 May 2015

Gandalf

Ni empunya akun mengasosiasikan dirinya sebagai Gandalf. Karakter film yang paling menyatu dan menginspirasi adalah Gandalf. Grey Witch yg hidup entah berapa ratus tahun, tanpa diketahui masa lalunya, dikenal oleh "masyarakat" sebagai tukang kembang api, tidak banyak berubah kecuali "dalam diri", bukan tokoh utama tapi tetap jadi tokoh penting, tidak banyak disorot tetapi banyak tahu dan tetap bijaksana, dualisme kesendirian dgn kebersamaan terjadi secara seimbang, tanpa ikatan yg membabibuta, penuh kasih dan sederhana dalam kompleksitas hidupnya, sebagai pengantar cerita dan pemberi saran, membantu tanpa harus bicara. Banyak hal menyenangkan dalam diri Gandalf.

Dating My Self

Avangers did entertain me today. It could make me laugh out loud, mumbling, shockingly "whaatt?", "ahh", "oohh", and "ohhh". It's better to watch action movie than went to the beach for some relaxing treatment for yourself. You can say anything you want while the movie on, comment about that in your comfortable language, than go screaming in beach. Oh i love today. It's the spontaneous plan to watch this movie. No shower before, no jacket, t-shirt and safari-pant on, that's the real me going out there to feel alive. The dissapointed thing is only the popcorn, "Why i didn't buy those corn?" The smell was everywhere inside the teather and my stomatch grumbling.
For the movie itself, well, Tony Spark and Captain America is perfect match for duo comedian. Yeah, make me laugh out loud more, "old man" . . . kekeke
Beberapa minggu yang lalu, ketika pikiran terlalu penuh dan badan terlalu lelah dan menumpuk sedikit kesedihan karena suatu kekecewaan, tanpa disadari, hanya mengalir ikuti apa yg akan terjadi, badan ni empunya akun membawanya ke Amplaz. Mulanya ni empunya akun hanya mau pergi ke tempat tetangga untuk megurusi baju jahitan. Dalam keadaan belum mandi di pagi hari, mengenakan kaos oblong dan celana safari 3/4, tanpa jaket, hanya bermodal helm dan uang 50ribu. Sepulang dari tempat tetangga, hanya terpikir bahwa hari itu ingin naik motor berkeliling kota sampai isi pikiran sedikit reda. Tanpa dinyana tahu-tahu sudah sampai Amplaz, masuk ke Studio 21 mengantri tiket film. Akan sangat menyenangkan jika ada film komedi, tapi karena dari daftar yg terpampang hanya film Avenger yg menarik minat akhirnya itulah yg dibeli. Uang 35ribu habis utk tiket, jam tayang pukul 12.45WIB dan saat itu baru pukul 11.00WIB. Ada terlalu banyak waktu utk dihabiskan sendiri di tempat belanja dgn modal tinggal 15ribu(?) Kebingungan melanda kepala. Karena wajah sudah tidak rupa manusia dan jiwa sudah mengambang jauh di atas sana, sekedar melihat-lihat dan menyentuh-nyentuh barang di toko pasti akan menimbulkan kecurigaan. Jadi diputuskan untuk berjalan-jalan mengelilingi Amplaz dari lantai bawah sampai lantai atas. Voila, hanya butuh waktu satu jam dan masih ada 45 menit sebelum film ditayangkan. Oh Tuhan, itu hal yg paling berat, membosankan, dan tambah bikin jiwa melayang-layang. Biasanya akan milih nongkrongin buku-buku di Gramed, tapi karena modal uang tinggal 15ribu dan pin ATM sedang keblokir, niat diurungkan. Hanya duduk di kursi depan Gramed, memandangi orang-orang yg berlalu lalang sambil mengira-ngira cerita di balik mereka. Ini cukup mengasyikan, tapi kepala sedang tidak terbuka pada "muse", jadi diputuskan naik ke Studio 21 dan menunggu di dalam sampai teater 2 dibuka.
Saat itu libur utk anak-anak kelas 3 SMP sehabis UNAS, jadi pengunjung Studio 21 kebanyakan remaja tanggung. Untuk kedua kalinya nonton di bioskop bersama "pengunjung-pengunjung kecil". Merka tidak berisik atau berulah mengganggu, hanya saja mereka terlihat tanggung dan aneh berada di bioskop. Dan bau jagung berondong gurih itu, oh menebar di seluruh ruangan. Untunglah ruang kedap suara, bunyi perutku sedikit teredam. Dan bau jagung berondong gurih itu menghantuiku sampai hari berikutnya. Hal yg sangat menyiksa.
Hari itu cukup dingin, di dalam ruangan distel pendingin ruangan, dan aku tidak memakai jaket. Hai, aku manusia beku yg tidak siap diolah. Lalu bau jagung berondong gurih itu lagi. Ah, sungguh dinginnya hidup.
Tapi keseluruhan sangat menyenangkan. Ni empunya akun menggunakan kelima inderanya, hidup dalam ritme sedang yg bisa kuikuti, dan menikmati tiap komentar sarkasm yg keluar dari mulutku sendiri dgn sangat nikmat. Selama menonton filmnya, mulut ini tidak bisa diam. Komentar "oh", "ah", "ouch", "hei", "owh" keluar selama menonton adegan-adegannya. Lalu ada komentar-komentar menanggapi obrolan tokoh dalam film seolah aku menjadi bagian di dalamnya, lalu tertawa sendiri mendengar komentar yg kukeluarkan dan tertawa membayangkan aku benar-benar ada di dalam film itu. Hai Tony and Captain America, kalian akan sukses jika membentuk duo pelawak. Aku tertawa keras pada tiap dialog antara Tony Spark dan Captain America. Aku tak ingat detail apa yg mereka bicarakan, aku hanya ingat intonasi bicara dan ironi-ironi kecil dalam tiap dialog, dan aku sangat menyukainya.
Semua itu memuaskan. Aku pulang dgn isi kepala yg lebih jernih, isi hati yg lebih jenaka, dan sisa tawa dari duo pelawak baru kesayanganku. Tapi tetap ada yg mengganjal dan tidak mengenakan hati. Pertama, "kenapa tadi tidak beli jagung berondong gurihnya". Sesalnya datang karena aromanya tetap tidak mau pergi walau sudah sehari berlalu. Kedua, masuk angin. Sampai di rumah kepala terasa sakit, badan terasa berat, dan mata berkunang, "Wul, aku keroki".
Kencan dengan diri sendiri selalu membawa cerita baru. I love doing this.